Implementasi Program SAPAMAT untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas IV pada Materi Bangun Datar

Lintang Pandu Kusuma; Riana Irawati; Aah Ahmad Syahid

doi:10.53863/kst.v6i02.1252

Penulis

Lintang Pandu Kusuma Universitas Pendidikan Indonesia Kamda Sumedang, Sumedang, Indonesia
Riana Irawati Universitas Pendidikan Indonesia Kamda Sumedang, Sumedang, Indonesia
Aah Ahmad Syahid Universitas Pendidikan Indonesia Kamda Sumedang, Sumedang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.53863/kst.v6i02.1252

Kata Kunci:

Bangun Datar, Pemahaman Siswa, Program SAPAMAT

Abstrak

Matematika adalah mata pelajaran yang penting untuk diterapkan. Oleh karena itu, matematika diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Matematika digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang beranggapan bahwa matematika adalah ilustrasi yang menyusahkan, anggapan ini sudah diturunkan dari zaman ke zaman, sehingga mentalitas terhadap matematika selalu dianggap menyusahkan. Hal itu juga dialami oleh siswa kelas IV SD Negeri 3 Tugu dan SD Negeri Pakuran yang mengalami kesulitan belajar matematika materi bangun datar. Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Tugu dan SD Negeri Pakuran, siswa mengalami kesulitan dalam materi bangun datar yang meliputi sifat-sifat, komposisi, dekomposisi bangun datar. Memahami konsep dan mengingat sifat-sifat bangun datar sering kali merupakan tantangan bagi siswa. Oleh karena itu, program SAPAMAT digunakan dalam penelitian ini untuk membantu siswa kelas IV memahami materi bangun datar dengan lebih baik. Program SAPAMAT merupakan kepanjangan dari program Sarapan Pagi Matematika atau bisa disebut dengan les pagi. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen dengan model Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Pretest dan posttestmerupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. Uji normalitas, uji homogenitas, uji beda rata-rata, dan uji n-gain merupakan metode analisis data yang digunakan. Hasil analisis stastik rata-rata nilai gain kelas eksperimen yaitu 0,78 sedangkan kelas kontrol yaitu 0,31 hal itu diperkuat dengan uji beda rata-rata gain yaitu nilai sig p-value 0,000. P-value 0,000<0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, terdapat perbedaan peningkatan kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa, program SAPAMAT berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa kelas IV pada materi bangun datar

Referensi

Amaliyah, A., Uyun, N., Deka Fitri, R., & Rahmawati, S. (2022). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Geometri. Jurnal Sosial Teknologi, 2(7), 659–654. https://doi.org/10.59188/jurnalsostech.v2i7.377

Anjarsari, M. D. (2017). Meningkatkan Hasil Belajar Materi Mengidentifikasi Sifat-Sifat Bangun Datar Menggunakan Media Tangram di Sekolah Dasar. Jurnal PGSD, 01(2), 1–6.

Azis, A., & Ali, S. (2020). Pengaruh Jam Belajar Pada Mata pelajaran Matematika terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Batauga. Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, 5(November), 94–101. https://doi.org/10.55340/japm.v5i2.179

Bari, F., Syarif, C. R., & Hidayatullah. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar. JTPPm (Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran) : Edutech and Intructional Research, 2(2), 176–191.

Bay, R. R., Algiranto, A., & Yampap, U. (2021). Penggunaan Media Microsoft Power Point untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Elementary: Kajian Teori Dan Hasil Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, 4(2), 125–133. http://journal.ummat.ac.id/index.php/elementary/article/view/5215

Broadhurst, R. (2020). Ind ex. Managing Environments for Leisure and Recreation, 1(2), 373–377. https://doi.org/10.4324/9780203457306-42

Fahrudin, F., Ansari, A., & Ichsan, A. S. (2021). Pembelajaran Konvensional dan Kritis Kreatif dalam Perspektif Pendidikan Islam. Hikmah, 18(1), 64–80. https://doi.org/10.53802/hikmah.v18i1.101

Gafoor, K., & Kurukkan, A. (2015). Why High School Students Feel Mathematics Difficult? An Exploration of Affective Beliefs [¿Por qué los estudiantes de secundaria sienten las matemáticas difíciles? Una exploración de creencias afectivas]. UGC Sponsored National Seminar on Pedagogy of Teacher Education Trends and Challenges, August, 1–6. bit.ly/37OLqE7

Maufiroh, Y., Afifulloh, M., & Safi’i, I. (2021). VICRATINA : Jurnal Pendidikan Islam Volume 6 Nomor 4 Tahun 2021 e-ISSN: 2087 – 0678X. VICRATINA: Jurnal Pendidikan Islam, 6(3), 53–61.

Muyassaaroh, I. K. (2021). Belajar Efektif dan Efisien untuk Problem Belajar Siswa yang Berprestasi Rendah. Heutagogia: Journal of Islamic Education, 1(1), 87–96.

Nursalma, A., & Pujiastuti, H. (2023). Pengaruh Waktu Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. OMEGA: Jurnal Keilmuan Pendidikan Matematika, 2(3), 135–141. https://doi.org/10.47662/jkpm.v2i3.479

Pramestika, L. A. (2021). Efektivitas Penggunaan Media Power Point Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Dan Bangun Ruang Sd. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 2(1), 110–114. https://doi.org/10.31004/jpdk.v1i2.610

Rachmat, R., Mujahidin, E., Tamam, A. M., & Alim, A. (2022). Waktu-waktu efektif belajar menurut para ulama dan santri. Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, 11(1), 52. https://doi.org/10.32832/tadibuna.v11i1.6011

Simbolon, S., Sapri, S., & Sapri, S. (2022). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas IV Materi Bangun Datar di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 2510–2515. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2081

Sinaga, W., Parhusip, B. H., Tarigan, R., & Sitepu, S. (2021). Perkembangan Matematika Dalam Filsafat dan Aliran Formalisme Yang Terkandung Dalam Filsafat Matematika [The Development of Mathematics in Philosophy and the School of Formalism Contained in Mathematical Philosophy]. SEPREN: Journal of Mathematics Education and Applied, 02(02), 17–22.

Siregar & Restati. (2017). Persepsi Siswa Pada Pelajaran Matematika: Studi Pendahuluan Pada Siswa yang Menyenangi Game. Prosiding Temu Ilmiah X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia, 224–232.